Musibah banjir yang melanda Jakarta kali ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintahan Gubernur Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama. Banjir yang terjadi kali ini nyaris membuat kondisi Ibu Kota lumpuh, lantaran jantung perekonomiannya pun ikut terendam banjir.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto mengatakan, perlu dilakukan kajian terhadap alat pengendali banjir yang telah ada pada masa pemerintahannya. Menurutnya, hal ini penting agar dapat segera diketahui langkah untuk mengendalikan banjir Ibu Kota. "Lakukan kajian pada alat pengendali banjir yang ada. Apakah kekuatan banjir dengan kekuatan pengendali banjir ini seimbang," kata Prijanto kepada Kompas.com, Kamis (17/1/2013) kemarin.

Prijanto juga menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai usaha untuk mengantisipasi banjir dengan melakukan normalisasi sungai, memperbaiki gorong-gorong, mengoptimalkan pompa yang ada untuk menyerap air dan memasang alat pengendali banjir yang berfungsi mengurangi titik genangan. Hal ini dilakukan Pemprov DKI Jakarta pada masa pemerintahannya bersama Fauzi Bowo.

"Sekarang BMKG sendiri bilang ini cuacanya ekstrem. Jabodetabek terus hujan. Jadi saya lihat banjir yang terjadi ini kekuatannya melebihi kemampuan sistem alat pengendali banjir yang sudah ada," ujar Prijanto.

"Jadi misalnya dulu sudah dibangun alat dengan kemampuan 100 ton, ternyata beban yang datang sekarang 125 ton. Ya memper kalau keadaannya seperti sekarang," imbuhnya.

Ia juga menegaskan, penyebab banjir tidak hanya karena hujan lokal saja. Aliran air dari hulu karena hujan, juga menambah parah kondisi banjir yang menerjang Jakarta. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta tidak bisa sendirian dalam menanggulangi banjir yang terjadi. "Pemprov punya tanggung jawab normalisasi sungai, melebarkan gorong-gorong. Untuk antisipasi dari hulu, pemerintah pusat yang punya kewenangan membuat waduk dan bendungan," jelas Prijanto.

Prijanto juga mengungkapkan, pemikiran untuk membuat bendungan ini bukanlah hal yang baru. Sejak masa pemerintahannya bersama dengan Fauzi Bowo, ide membuat bendungan ini sudah menjadi salah satu alternatif yang dibicarakan dengan pemerintah pusat untuk mengantisipasi banjir di Ibu Kota. "Tapi sekali lagi, membuat waduk dan bendungan itu kewenangan pusat. Ini sudah pernah dibicarakan dengan pusat," ujarnya.

"Jadi kalau toh sekarang saya ngomong lagi, itu bukan hal baru. Itu hanya pemikiran sederhana yang umum dan logis. Sifatnya juga menekankan, mengingatkan dan minta dukungan kelogisan pemikiran agar pemerintah pusat tergerak," tandasnya.

Seperti diberitakan, banjir Jakarta yang terjadi ini tidak hanya disebabkan oleh hujan lokal di wilayah ibukota saja. Namun aliran air dari hulu juga mempengaruhi debit air di Jakarta hingga berdampak pada meluapnya air sungai yang ada di ibukota. Melihat fenomena ini, Pemerintah Pusat sudah saatnya turun tangan dan tidak membiarkan Pemprov DKI Jakarta berjalan sendirian. 


Ketinggian air terus naik lagi pada batas yang mengkhawatirkan. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ketinggian air di pintu air Manggarai ada dalam posisi Siaga I. Pada pukul 07.30 WIB, ketinggian di pintu air tersebut telah mencapai batas tertinggi, yakni 970 sentimeter.

Sementara untuk pintu air Katulampa, ketinggian air mencapai 100 cm yang berarti Siaga III. Karet 720 cm H (siaga I), Pulogadung 595 cm H (siaga III), Pasar Ikan 175 cm H (siaga III). "Kenaikan pagi ini juga disebabkan karena hujan yang sejak semalam mengguyur Jakarta. Juga kiriman air dari Bogor yang tiba pukul 02.00 pagi tadi," jelas petugas pintu air.
Menurut Dian, kemungkinan air akan bertambah tinggi di pintu air Manggarai. Akibat hujan yang masih terus mengguyur Jakarta seharian penuh akan menyumbang kenaikan ketinggian air. Lalu lintas kendaraan macet pun terjadi di mana-mana jalan-jalan ibukota.
Di sejumlah ruas jalan dalam kota Jakarta nampak tergenang air. Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat misalnya, banjir hingga setinggi 1,5 meter. Akibatnya lalin di wilayah tersebut macet total. "Daan Mogot 1,5 meter, macet total menjelang jalan itu," kata Kasie Ops Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, Sutarno, Kamis (17/1),
Genangan air terdapat di Jalan Daan Mogot depan hingga Cengkareng. Lalin di wilayah tersebut lumpuh.
Selain di Jalan Daan Mogot, di wilayah Jelambar Baru, Duta Mas, Jakarta Barat banjir 40-60 Cm. Lalu lintas di wilayah itu juga hampir lumpuh. Begitu juga di Jalan Arjuna Utara hingga Jalan Arjuna Selatan yang ketinggian airnya hingga 100 Cm, jalan itu tak bisa dilintasi semua jenis kendaraan. Kegiatan kantor di wilayah itu pun banyak yang diliburkan.

Inilah Titik-titik Banjir di Jakarta
Hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota Jakarta sejak Kamis (17/1) dinihari, mengakibatkan banjir yang telah terjadi dalam dua hari terakhir tak kunjung surut dan bahkan bertambah parah. Berdasar data pihak Traffic Management Centre (TMC) Polda Metro Jaya yang dirilis dalam akun Twitter @TMCPoldaMetro terdapat sejumlah titik banjir yang terdeteksi sejak sekitar pukul 03.00 WIB hingga saat ini.
Titik-titik banjir tersebut adalah:
- Kawasan Jalan Jatinegara Barat, namun sudah bisa dilintasi kendaraan.
- Kawasan Jalan KH Abdullah Syafei, namun masih bisa dilintasi kendaraan.
- Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, ketinggian banjir banjir 30-40 centimeter, dan masih bisa dilintasi  kendaraan.
- Genangan sepanjang 100 meter dengan kedalaman 40-50 centimeter di depan kampus Trisakti, Jalan S Parman, Grogol
- Genangan sedalam 30-50 centimeter di depan RS Sumber Waras, Jalan Kyai Tapa, Grogol.
- Banjir sedalam 25-50 centimeter di kawasan Jalan Satria Grogol, dan masih bisa dilintasi
- Genangan hingga 30 centimeter di depan kantor Dispenda dan Jembatan gantung, Jalan Daan Mogot.
- Banjir 1,20 m di Pospol Ring Road Cengkareng, Mall Puri arah ke Cengkareng, tak bisa dilintasi kendaraan.
- Banjir sedalam 50-60 centimeter di Jalan Pelita I, Tanah Kusir, Bintaro.
- Banjir sedalam 80-120 centimeter di sekitar kampus Trisakti dan Mal Citra Land, Grogol, tidak bisa dilintas semua jenis kendaraan.
- Banjir di Perumahan Villa Kelapa Dua, Pos Pengumben, hanya bisa dilintasi kendaraan besar.
- Banjir sedalam 40-50 centimeter sepanjang 150 meter di Jalan Arjuna Selatan-Jalan. Arjuna Utara (Universitas Indonusa Esa Unggul), tidak bisa dilintasi kendaraan.

Lebih lengkapnya, data BNPB tentang tinggi permukaan air dan status sungai lain pada Kamis (17/1) pukul 07.30 adalah berikut.
- Sungai Angke Hulu 115 sentimeter (Siaga IV)
- Sungai Pesanggrahan 115 sentimeter (Siaga IV)
- Sungai Krukut Hulu 140 sentimeter (Siaga IV)
- Bendung Katulampa 100 sentimeter (Siaga III)
- Pintu air Depok 225 sentimeter (Siaga III)
- Sungai Cipinang Hulu 130 sentimeter (Siaga IV)
- Sungai Sunter Hulu 80 sentimeter (Siaga IV)
- Sungai Karet 720 sentimeter (Siaga 1)
- Pulogadung 595 sentimeter (Siaga III)
- Pasar Ikan 175 sentimeter (Siaga III).


  

sumber :kompas .com
        www.pesatnews.com

Comments

Popular posts from this blog

Wewenang Lini Staff dan Fungsional

Penerapan departementasi pada perusahaan

Tugas Soft Skill : Penerapan Fungsi Manajemen di PT. Timah tbk